Jumat, 02 Maret 2012

Skinhead, Class Worker Spirits!! Part #2

4. Mods dan Rudies Kelas Atas

Imigrasi dari Jamaika, seperti musisi kenamaan Jamaika seperti Laurel Aitken yang kelak di sebut-sebut sebagai The God Father of Ska dan Rico Rodrigues seorang pemain trombone yang pernah tergabung dengan band ska pertama di dunia, The Skatalites, dan tentunya beberapa Rude Boy pun ikut dalam gelombang imigrasi ini.



Mods yang kemudian terpengaruh oleh para Rudies ini pun kemudian menyukai musik-musik asal Jamaika seperti Reggae, Rocksteady, Dubs, dan terutama Ska. Mods kelas atas terpengaruh oleh musik berkelas dan gaya berpakaian Italia. Para Mod Boys menghabiskan uang mereka agar mereka bisa tampil se-dandy mungkin. Mengendarai Scooter adalah salah satu point penting yang jadi bagian dari wardrobe mereka juga.

5. Hard Mods, Modsnya Kelas Pekerja

Ketika Mods sedang booming di Inggris, Mods pada awalnya di dominasi oleh kaum pemuda kelas menengah keatas kemudian mewabah ke semua kalangan. Tidak terkecuali kalangan kelas bawah atau kelas pekerja. Tidak ingin ketinggalan mode, mereka tetap memilih cita rasa tinggi terhadap life style. Mereka berusaha mangadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.



Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods di kenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal, dan juga Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja.

Nah.. Hard Mods inilah yang menjadi cikal bakal dari Skinheads. Hard Mods kemudian baru di kenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya di sebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Label. Trads menjadi titik pokok perlawan terhadap saudara kelas atas mereka, Mods (yang di ambil dari Modern/Modernist/Modern Jass).



Gaya berpakaian mereka cukup berbeda ketimbang Mods, mereka mudah di kenali dengan setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, Celana Jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, dan V neck Sweater. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek atau botak. Hal ini di sebabkan karena alasan kepraktisan, terutama karena sebagian lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memperbolehkan pekerja berambut gondrong apalgi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek di anggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan di jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.





# Note
Bantu Teriakan Oi! menyaringkan volumenya dengan memberitahukan teman anda mampir ke Teriakan Oi! dan berbagi tautan di Jejaring sosial.
Komentarnya di tunggu!
Salam Oi! Oi! Oi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar